Hay, masa remajaku!
Apa kabar? Lama tak jumpa
dirimu.
Kamu tahu kenapa kamu, aku, dan banyak orang di luar sana masih terus
berusaha untuk melakukan sesuatu? Karena kita semua seharusnya percaya bahwa
dalam kehidupan manusia memang banyak usaha yang tidak membuahkan hasil. Segigih apapun dirimu, tak ada yang tahu
tentang masa depan. Tapi dari yang tidak kau tahu ini, seharusnya kau, aku, dan
banyak orang di luar sana tetap terus berusaha. Paling engga, kalau usaha ini
memang tidak membuahkan hasil, tetap ada rasa bahagia karena kau sudah mencoba
berusaha, mencoba lebih dekat untuk meraih, mencoba untuk one step closer and closer.
Yap, memang kamu selalu kekanak-kanakan. Yap, kamu yang selalu
menganggap aku adalah orang yang lebih dewasa dari dirimu. Tapi selalu yang di
sini adalah selalu yang dulu, bukan sekarang. Kalau aku tahu yang sekarang, aku
gak akan tanya “Apa kabar?” Tapi masa remajaku, mungkin aku akan menjadi orang
lain yang paling sering bertanya “apa kabar?” sampai batas waktu yang belum
dapat kutentukan. Kamu akan aku ingat sampai aku lupa nanti, entah kapan, yang
jelas tetap sampai batas waktu yang belum bisa aku tentukan.
Masa remajaku, walaupun singkat, kamu tetap menyimpan banyak sekali
kenangan. Ingin rasanya duduk dan membangun kembali setiap episode
kenangan-kenangan yang agak terlupakan, kadang malah sudah hilang dari ingatan.
Haha, jadi inget kamu kalo lagi nyubit susu ku :D (iya, dia sering banget cubit susu aku kalo lagi gemes)
Haha, jadi inget kamu kalo lagi nyubit susu ku :D (iya, dia sering banget cubit susu aku kalo lagi gemes)
Tapi kadang aku merasa geli, aneh, jengkel, tapi pengen ketawa ngakak kalau diingat lagi. Songong...
Tapi memang aku adalah orang yang bodoh, tolol, tidak mengerti apa-apa.
Orang bodoh yang jadi penunggu. Orang tolol yang sampai selama ini gagal
berulang kali untuk move on total. Payah!!!
Hey, masa remajaku! Terlalu banyak kata “maaf” dan “terima kasih” yang
keluar dari mulut kita. Padahal setiap ditanya “buat apa?” gak ada di antara
kita yang bisa menjelaskan alasannya sejelas-jelasnya lewat mulut.
Hmmm …so absurd.
Masa remajaku, mungkin suatu saat aku akan membuat sebuah tulisan di
atas kertas ucapan yang berbunyi “Selamat menempuh hidup baru, masa remajaku.”
Mungkin juga tidak. Mungkin aku akan terus mendoakan untuk kebahagiaanmu,
apapun itu. Mungkin juga tidak.
Terima kasih sudah mengisi bagian singkat dalam hidupku, bahkan mungkin
sampai saat ini yang hanya berisi cerita seperti pasir. Terima kasih pernah
menjadi “apple of my eye” yang kupakai untuk melihat sisi lain dunia
ini, mungkin juga masih sampai sekarang. Terkadang ada hal-hal yang tidak
memiliki jawaban, ada hal-hal yang bukan suatu yang menjadi kepastian, ada
hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Kamu adalah salah satu
dari sekian hal yang sangat berharga dalam hidupku.
Selamat tinggal masa remajaku.....